Feature Top (Full Width)

Selasa, 03 Februari 2015

Mata, Telinga dan Hati

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS: Al-A'raf Ayat: 179)
Dalam ayat di atas kita mendapatkan pelajaran, qulub (jamak dari qalbu) adalah untuk memahami kebenaran (lihat juga QS. Al Hajj 46). Bagaimana qalbu bisa memahami kebenaran? Di dalam ayat di atas diterangkan fungsi indera penglihatan (a’yun-ainun) untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah dan fungsi indera pendengaran (adzaanun-udzunun) untuk mendengar ayat-ayat Allah.
Qalbu dalam fungsi akal, berfikir, atau memahami suatu kebenaran tidak lepas dari adanya indera penglihatan yang berfungsi untuk melihat fenomena alam semesta yang merupakan fakta dan bukti keberadaan sang penciptanya. Demikian juga tidak terlepas daripada pendengaran yang punya fungsi mendengarkan penjelasan-penjelasan, nasihat-nasihat dan informasi-informasi kebenaran dari Allah SWT sang Pencipta alam semesta.
Ayat ini menjadi penjelasan mengapa seseorang tidak mendapat petunjuk dan mengapa pula yang lain disesatkan Allah. Ayat ini juga berfungsi sebagai ancaman kepada mereka yang mengabaikan tuntunan pengetahuannya. Ia menjelaskan bahwa mereka yang kami kisahkan keadaannya itu, yang menguliti dirinya sehingga kami sesatkan adalah sebagian dari yang kami jadikan untuk isi neraka dan demi keagungan dan kemuliaan kami sungguh kami telah ciptakan untuk isi neraka jahannam banyak sekali dari jenis jin dan jenis manusia karena kesesatan mereka.
Hati, mata, dan telinga orang-orang yang memilih kesesatan dipersamakan dengan binatang karena binatang tidak dapat menganalogikan apa yang dia dengar dan lihat dengan sesuatu yang lain. Binatang tidak memiliki akal seperti manusia. Bahkan manusia yang tidak menggunakan potensi yang dianugerahkan Allah lebih buruk dari binatang. Sebab binatang dengan instingnya akan selalu mencari kebaikan-kebaikan dan menghindari bahaya, sementara manusia durhaka justru menolak kebaikan dan kebenaran dan mengarah kepada bahaya yang tiada taranya.
Disisi lain, binatang tidak dianugerahi potensi sebanyak potensi manusia, sehingga binatang tidak wajar dikecam bila tidak mencapai apa yang dapat dicapai manusia. Manusia sangat pantas dikecam bila sama dengan binatang dan dikecam lebih banyak lagi jika ia lebih buruk daripada binatang, karena potensi manusia dapat mengantarnya meraih ketinggian jauh melebihi kedudukan binatang.
Kata (الغـافلون) al-ghafilun terambil dari kata (غفلة) ghaflah yakni lalai, tidak mengetahui atau menyadari apa yang seharusnya diketahui dan disadari.
Keimanan, dan petunjuk Allah sedemikian jelas, apalagi bagi yang berpengetahuan, tetapi bila mereka tidak menggunakannya maka mereka bagaikan orang yang tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa mereka memiliki potensi atau alat untuk meraih kebahagiaan. Inilah kelalaian yang tiada taranya.
Akhirnya kita berdoa semoga tidak termasuk dalam orang-orang yang lalai lagi tersesat seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Hajj ayat 46:
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS: Al-Hajj Ayat: 46)
Amin..
والله أعلم

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com