Manusia
diciptakan Tuhannya dengan dibekali Hati, Akal dan Nafsu. Dalam hidupnya, tiga
bekal itu digunakan manusia secara bergantian sesuai dengan skala prioritas
yang dia pilih. Aspek dominan dari ketiga bekal tersebut dalam kondisi perilaku
manusia saat ini lebih dipengaruhi oleh Nafsu.
Ini
tercermin dari persepsi yang timbul bagi diri kita sebagai manusia yang kata
orang jawa di katakan "sawang sinawang", atau melihat kehidupan orang
lain itu lebih bahagia dari kehidupan kita. Padahal kenyataannya, orang lain
pun melihat kehidupan kita masih lebih beruntung dibanding kehidupannya.
Kita menganut kepercayaan bahwa hidup akan jadi lebih baik:
kalau kita menikah,
kalau kita punya anak,
kalau anak kita laki laki atau perempuan.
Kemudian kita tidak sabar ketika anak anak tidak cepat besar dan kita merasa
bahwa beban kita masih panjang. Setelah itu kita kesal karena anak anak kita
yang sudah remaja mulai membangkang terhadap kita. Kita merasa bahwa kita
seharusnya bisa lebih berbahagia kalau mereka penurut atau mereka segera
dewasa.
Kita berkata kepada diri sendiri
bahwa kebahagiaan kita baru akan lengkap
kalau kita punya mobil yang lebih bagus, kalau kita punya rumah yang lebih
lapang, kalau kita bisa berlibur ke mana mana, kalau kita sudah pensiun, dan
seterusnya.
kalau kita punya mobil yang lebih bagus, kalau kita punya rumah yang lebih
lapang, kalau kita bisa berlibur ke mana mana, kalau kita sudah pensiun, dan
seterusnya.
Padahal pada kenyataannya,
kebahagiaan tidak terletak di luar sana,
setidaknya ketika kebutuhan dasar sudah tercukupi. Kebahagiaan ada di dalam
batin kita sendiri. Tidak ada saat yang lebih baik daripada saat ini juga
untuk berbahagia. Kalau tidak sekarang, lalu kapan?
setidaknya ketika kebutuhan dasar sudah tercukupi. Kebahagiaan ada di dalam
batin kita sendiri. Tidak ada saat yang lebih baik daripada saat ini juga
untuk berbahagia. Kalau tidak sekarang, lalu kapan?
Kebahagiaan adalah suatu cara kita
merespon berbagai stimulus eksternal.
Kabar baiknya: kita BISA MEMILIH respon kita sendiri, tak pandang apa pun
jenis stimulusnya. Inilah kekuatan pikiran yang paling dahsyat. Kita bisa
menentukan dan memilih sendiri untuk berbahagia atau untuk tidak berbahagia.
Stephen R. Covey, pakar konsep “7 Habits”, mengatakan: “The most proactive
thing we can do is to BE HAPPY.”
Kabar baiknya: kita BISA MEMILIH respon kita sendiri, tak pandang apa pun
jenis stimulusnya. Inilah kekuatan pikiran yang paling dahsyat. Kita bisa
menentukan dan memilih sendiri untuk berbahagia atau untuk tidak berbahagia.
Stephen R. Covey, pakar konsep “7 Habits”, mengatakan: “The most proactive
thing we can do is to BE HAPPY.”
Para bijak mengatakan: “There is NO
WAY to happiness, since happiness is THE
WAY itself.” Tidak ada jalan menuju kebahagiaan, karena kebahagiaan adalah
sang jalan itu sendiri. Jadi, kebahagiaan adalah suatu cara kita menyikapi
perjalanan hidup, suatu proses, bukan tujuan akhir, bukan kalau ini dan itu
sudah tercapai
WAY itself.” Tidak ada jalan menuju kebahagiaan, karena kebahagiaan adalah
sang jalan itu sendiri. Jadi, kebahagiaan adalah suatu cara kita menyikapi
perjalanan hidup, suatu proses, bukan tujuan akhir, bukan kalau ini dan itu
sudah tercapai
Jadi, tunggu apa lagi, barukah kita
akan berbahagia:
kalau
cicilan sudah lunas?
kalau sudah punya mobil?
kalau turun 10 kg?
kalau naik 10 kg?
kalau sudah menikah?
kalau sudah cerai?
kalau sudah punya anak?
kalau anak sudah besar?
kalau sudah pensiun?
kalau hujan?
kalau panas?
kalau panjang umur?
kalau sudah mati?
kalau sudah punya mobil?
kalau turun 10 kg?
kalau naik 10 kg?
kalau sudah menikah?
kalau sudah cerai?
kalau sudah punya anak?
kalau anak sudah besar?
kalau sudah pensiun?
kalau hujan?
kalau panas?
kalau panjang umur?
kalau sudah mati?
Pepatah lain mengatakan: “Happiness
is not about TO HAVE, but about TO BE.”
Ya, banyak benarnya juga. Amankan kebutuhan dasar, dan selebihnya just be
happy
Ya, banyak benarnya juga. Amankan kebutuhan dasar, dan selebihnya just be
happy
Tidak ada penderitaan yang abadi, tidak ada kebahagiaan yang abadi. Kecuali bagi yang pandai bersyukur, selamanya ia akan merasakan kebahagiaan
0 komentar:
Posting Komentar